Kuala LumpurĀ – Raja Malaysia, Sultan Abdullah, pada Selasa (17/8/2021) mendesak para rival politik Muhyiddin Yassin bersatu untuk menangani wabah Covid-19, setelah Perdana Menteri Malaysia tersebut mundur.
Para analis yang dihubungi AFP mengatakan, raja – yang menunjuk perdana menteri – berusaha mendorong partai-partai politik Malaysia untuk membentuk pemerintah persatuan setelah Muhyiddin mundur pada Senin (16/8/2021).
Setelah 17 bulan pergolakan politik, Muhyiddin akhirnya mundur setelah kehilangan suara mayoritas di parlemen.
Ia juga menghadapi tekanan publik yang meningkat atas penanganan Covid-19 di Malaysia yang semakin memburuk.
Sultan Abdullah tidak akan menggelar pemilu karena virus corona masih mewabah, yang berarti kemungkinan akan tergantung padanya untuk memilih perdana menteri berikutnya, berdasarkan siapa yang paling banyak mendapat dukungan.
Namun, saat ini belum ada kejelasan siapa pengganti Muhyiddin yang berusia 74 tahun, karena tidak ada aliansi yang memiliki dukungan mayoritas di parlemen.
Sebuah blok oposisi mendorong Anwar Ibrahim untuk membangun koalisi, sementara beberapa orang mengusulkan pemerintahan persatuan sampai wabah terkendali.
Setelah pertemuan di istana nasional dengan ketua partai lainnya, Anwar mengatakan, raja asal Pahang itu memberi tahu mereka bahwa Malaysia menghadapi krisis politik dan konstitusional.
“Jadi kita harus bersatu untuk melawan virus corona dan membantu meningkatkan perekonomian.”
“Dengan melihat itu, semua pihak tampaknya telah mencapai konsensus – yaitu untuk mengakhiri ‘politik lama’ … dan fokus pada pembangunan negara,” tambahnya dikutip dariĀ AFP.
Anggota parlemen Malaysia juga diminta menyerahkan nama pilihan mereka untuk perdana menteri ke istana pada Rabu sore (18/8/2021).
Proses pencarian perdana menteri baru Malaysia ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari.
Seorang perdana menteri harus mendapat dukungan setidaknya 111 dari 222 anggota di majelis rendah parlemen.