Lumajang – Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, yang mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) kemarin diketahui masih berkategori level II atau waspada. Status ini sudah berlangsung sejak 12 Mei 2012, dan belum ada penurunan maupun peningkatan status lagi.
“Status level waspada Gunung Semeru sejak bulan Mei 2012, sudah cukup lama gunung api ini aktif,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, Andiani, dalam konferensi pers virtual, Minggu (5/12/2021).
Andiani menjelaskan, status waspada ini dipertahankan karena berdasarkan hasil pemantauan belum terjadi peningkatan aktivitas gunung secara signifikan, meskipun mengalami erupsi kemarin.
Terlebih, pihaknya sudah menyampaikan tanda-tanda peningkatan aktivitas Gunung Semeru sejak 1 Desember 2021. Surat imbauan pun telah dikirimkan kepada kepala-kepala daerah terkait.
“Kejadian awan panas guguran sudah kami sampaian mulai 1 dan 2 Desember. Statusnya tetap sama waspada, karena kami menganggap peningkatan status berdasarkan pemantauan kami secara visual maupun peralatan,” tutur dia.
“Dari gempa-gempa yang terjadi tidak menunjukkan adanya suatu gempa-gempa tektonik dalam. Seperti contoh pergerakan magma ke permukaan, jadi terjadi gempa yang sifatnya permukaan,” lanjut Andiani.
Lebih lanjut, selain erupsi, secara visual juga terpantau letusan ketinggian kolom gunung tersebut tidak lebih dari 500 meter.
“Sehingga menurut kami, tanda-tanda fisik tidak menunjukkan intensitas peningkatan. Tentunya ini paling tidak belum kami tingkatkan [statusnya], tapi akan kami evaluasi beberapa hari ke depan apakah perlu ditingkatkan atau tidak,” tutup Andiani.
Untuk diketahui, pada Januari 2021, Gunung Semeru juga sempat mengalami erupsi. Saat itu, jarak luncur guguran awan panas kurang lebih sekitar 4,5 kilometer. Saat itu, statusnya juga masih Level II atau waspada.