Amsterdam – Reporter kriminal Belanda, Peter R de Vries, yang terluka parah setelah ditembak lima kali di Amsterdam saat siang hari pekan lalu, meninggal di rumah sakit pada Kamis (15/7/2021).
Kematiannya jurnalis investigasi terkemuka berusia 64 tahun itu diumumkan oleh pihak keluarga.
de Vries meliput kasus pengadilan terhadap salah satu bandar narkoba yang paling diburu di Belanda. Dia ditembak setidaknya lima kali saat keluar dari studio televisi, Selasa (6/7/2021).
Reporter tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit dan berjuang untuk bertahan hidup sejak itu.
“Peter berjuang sampai akhir, tetapi dia kalah dalam pertempuran itu,” kata keluarganya kepada penyiar komersial RTL, dikutip dari AFP.
“Dia dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya ketika dia meninggal,” tambah mereka, yang menambahkan bahwa prosesi pemakaman belum diatur.
Serangan terhadap de Vries, yang pertama kali mendapatkan ketenaran karena pelaporan orang dalam tentang penculikan jutawan Freddy Heineken pada 1983, memicu kecaman luas dan kekhawatiran akan keselamatan jurnalis di Eropa.
“Sangat sedih dengan berita meninggalnya Peter R de Vries,” kata ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
“Wartawan investigasi sangat penting bagi demokrasi kita. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk melindungi mereka,” kicaunya di Twitter.
“Kematian Peter R de Vries sangat menyentuh saya,” tambah Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Hampir mustahil untuk dipahami,” kata Rutte.
Ratusan pelayat kemudian berkumpul di tempat de Vries ditembak, dekat dengan alun-alun Leidseplein Amsterdam. Banyak dari mereka yang meletakkan karangan bunga atau kembang.
“Dia tidak akan pernah menggambarkan dirinya sebagai pahlawan. Dia sama seperti orang-orang lain,” kata Verena Postma, seorang pelayat.
“Dia selalu mengatakan kita tidak boleh menyerah pada kriminalitas,” imbuhnya kepada AFP.
Sebanyak dua tersangka ditangkap tak lama setelah penembakan dan hadir sebentar di pengadilan Jumat (9/7/2021).
Kedua pria tersebut, yang diidentifikasi oleh media Belanda sebagai warga negara Polandia bernama Kamil E (35) dan Delano G (21), akan tetap ditahan selama dua minggu lagi, kata Pengadilan Distrik Amsterdam.
Polisi menangkap kedua tersangka di sebuah mobil dekat Den Haag tak lama setelah penembakan itu.
Laporan media Belanda mengatakan, Kamil E yang tinggal di kota kecil Maurik, Belanda tengah, diduga mengemudikan mobil pelarian, sedangkan Delano G dari Rotterdam, diyakini sebagai penembaknya.