Wednesday, October 9, 2024
HomeWisata & KulinerSalam Tradisional Prancis Terancam Hilang

Salam Tradisional Prancis Terancam Hilang

Paris – Dalam kebiasaan orang Prancis, cipika cipiki atau cium pipi kanan dan cium pipi kanan merupakan tradisi untuk saling menyapa. Namun sejak merebaknya virus Covid-19, tradisi ini mulai tidak digunakan dan diperkirakan akan hilang kendati pandemi sudah tidak ada.

Cipika cipiki sendiri merupakan tradisi yang berasal dari zaman Romawi dan berkembang di Prancis setelah penyerbuan Bastille. Dalam bahasa setempat, tradisi ini disebut la bise.

Dilansir dari Brisbantimes.com Australia, Kamis (5/8/2021), sebuah survei telah menemukan lebih dari setengah populasi Prancis mengatakan mereka sudah tidak melakukan la bise sama sekali. Lebih dari 75 persen responden mengatakan mereka hanya akan terus menggunakannya dengan orang-orang terdekat, seperti anggota keluarga.

La bise dilarang selama awal pandemi pada Maret 2020 lalu untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Sejak lockdown dicabut dan vaksinasi terus meningkat, beberapa orang Prancis mulai menggunakan.

“La bise ini adalah aktivitas mengganggu yang hanya menciptakan kesengsaraan,” tulis Paul Douard, pemimpin redaksi biro Vice News France, dalam sebuah opini.

Krisis kesehatan setidaknya menjadi alasan orang untuk menolak salam tradisional tersebut. Karena biasanya salam tradisional ini digunakan di antara orang asing, kolega, dan orang yang dicintai.

Ini bukan pertama kalinya Prancis melarang penggunaan salam tradisional la bise. Ketika Black Death, pandemi terburuk dalam sejarah manusia selama Abad Pertengahan, orang-orang mulai memahami fakta bahwa kontak manusia mungkin berperan dalam menyebarkan penyakit ini.

Tetapi begitu wabah itu surut, tradisi itu mulai muncul kembali secara perlahan. Pada Perang Dunia Pertama, ciuman tangan telah menjadi salam adat dalam masyarakat kelas atas, sementara ciuman di pipi digunakan di antara populasi yang lebih besar.

“Sejujurnya saya tidak keberatan jika ini adalah akhir dari la bise,” kata Patrick Abanda, seorang warga Paris yang bekerja di media.

“Dan sekarang dengan COVID-19, saya akhirnya bisa punya alasan untuk tidak menggunakannya sama sekali!” temannya, Olivia Barthet, menambahkan. Meski berharap tradisi itu akan segera berakhir, ada beberapa orang yang mencoba menghidupkannya kembali.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron misalnya, pada bulan Juni 2021 lalu secara terbuka merangkul para veteran Perang Dunia Kedua dengan salam la bise selama upacara penghargaan meski dia mengenakan masker.

BERITA LAIN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments