Wednesday, December 4, 2024
HomeEkonomi & BisnisSaham Lapak Online Terjun Bebas

Saham Lapak Online Terjun Bebas

Jakarta – Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terus ambles sejak awal pekan kedua Agustus atau hingga hari ketiga setelah e-commerce itu menggelar initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan kemarin, harga saham berkode BUKA ini menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) dengan penurunan 7 persen menjadi Rp1.035 per lembar.

Direktur Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee, mengatakan kondisi tersebut dipicu aksi ambil untung atau profit taking para investor. Sebelum IPO digelar, saham Bukalapak mengalami oversubscribed atau kelebihan pesanan hingga empat kali lipat karena diburu investor.

Sesaat setelah IPO dan harganya melejit hingga batas atas atau auto rejection atas (ARA), investor menjual saham-saham tersebut demi menarik keuntungan. “Pada Jumat lalu menyentuh ARA, sudah ada kenaikan harga 25 persen. Kemungkinan profit taking masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan,” ujar Hans, Selasa (10/8/2021).

Investor terpantau berlomba-lomba melepas saham BUKA, terbukti dari antrean jual yang menumpuk hingga 7,2 juta lot atau setara dengan nilai Rp745 miliar. Investor asing membukukan aksi jual bersih atau net sell hingga Rp123 miliar di pasar reguler, sehingga total akumulasi aksi jual bersih asing dalam tiga hari perdagangan mencapai Rp1 triliun.

Saham BUKA baru sekali menyentuh ARA, yaitu pada hari pertama debutnya di Bursa Efek Indonesia. Ini kontras dengan perdagangan pada Senin lalu, saat harga saham BUKA melorot karena terjadi net sell investor asing Rp492 miliar. “ARA yang terjadi pada hari pertama IPO merupakan euforia sesaat. Dan ketika harga sudah mulai naik, investor retail memilih ambil untung,” kata Hans.

Analis dari Panin Sekuritas, William Hartanto, mengatakan masih ada peluang kenaikan harga saham BUKA setelah aksi profit taking mereda. “Tinggal menguji yang lebih kuat, apakah penjualan asing atau pembelian lokal,” ujarnya.

William memperkirakan saham BUKA menguat hingga Rp1.500 per lembar. Penyebabnya adalah minat investor terhadap saham perusahaan berbasis teknologi masih cukup tinggi karena prospeknya menjanjikan. “Apalagi kalau nanti semakin ramai start-up unicorn yang mencatatkan sahamnya di BEI, kemungkinan tren penguatan akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” ucap William. Salah satu unicorn yang disebut-sebut segera menggelar IPO adalah GoTo, perusahaan hasil merger Tokopedia dan Gojek.

Sentimen positif yang berembus di tengah ramainya aksi jual saham BUKA adalah pembelian saham yang cukup besar oleh investor asing. Perusahaan sovereign wealth fund (SWF) asal Singapura, GIC Private Limited, membeli saham BUKA sebanyak 1.600.797.400 lembar atau setara dengan 1,553 persen modal disetor dan ditempatkan.

Total nilai transaksi itu mencapai Rp1,36 triliun karena GIC membeli saham dengan harga IPO yang sebesar Rp850 per lembar. “Pembelian dilakukan atas nama pemerintah Singapura dan Otoritas Keuangan Singapura,” demikian keterangan dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Bukalapak kepada BEI.

GIC membeli saham tersebut pada 5 Agustus lalu atau sehari sebelum Bukalapak menggelar IPO. Sebagai rinciannya, GIC melakukan transaksi sebanyak 1.355.112.200 lembar saham yang mewakili 1,315 persen atas nama pemerintah Singapura dan 245.685.200 lembar saham atas nama Otoritas Keuangan Singapura. Tujuan pembelian tersebut adalah untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.

Sebelumnya, pemerintah Singapura telah menjadi pemegang saham Bukalapak sebanyak 9,447 persen melalui Archipelago Investment Pte Ltd. Dengan demikian, total jumlah saham yang dipegang pemerintah Singapura setelah tambahan transaksi tersebut menjadi 11,33 miliar saham atau 11,001 persen dan 11,001 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Bukalapak.

Jumlah tersebut menurun 12,60 persen dari kepemilikan sebelumnya saat Bukalapak belum menggelar IPO. Masuknya modal asing ini bisa memperkuat kepercayaan investor kepada BUKA.

BERITA LAIN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments