Bandar Lampung – Setelah melalui proses pemilihan yang melibatkan ratusan pemilik suara Muktamar ke 34 Nahdlatul Ulama di Gedung Serba Guna Universitas Lampung (UNILA) Kota Bandar Lampung pada Jumat (24/12), akhirnya nama KH Yahya Cholil Staquf resmi dinyatakan keluar sebagai peraih suara dan dukungan terbanyak untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2021 – 2026 mendatang. Gus Yahya demikian tokoh NU disapa mampu mengunggui nama Calon Petahana KH. Said Agil Siradj dengan selesih suara cukup signifikan.
Gus Yahya yang secara tegas menyatakan keinginan untuk maju sebagai Kandidat Ketua Umum PB NU untuk mengubah Ormas Islam tersebut menjadi role model peradaban di masa depan. Ia menjelaskan, NU dibawah kepemimpinannya tidak akan dijadikan sebagai kendaraan politik pada Pilpres dan Pilwapres tahun 2024 mendatang.
“Bukan karena, jika saya jadi ketua umum NU bisa nyalon presiden, nyalon wakil presiden. Itu saya tidak mau,” kata Gus Yahya, Selasa (21/12) silam.
Sebagaimana diketahui, Gus Yahya merupakan tokoh senior dan disegani oleh kalangan Warga Nahdliyin Sebelumnya, ulama kelahiran rembang Jawa Tengah itu pernah menjabat sebagai Jur Bicara Presiden ke 4 Republik Indonesia KH. Abdurrahan Wahid pada periode 1999 – 2001 silam.
Ia adalah anak lelaki pertama dari KH Muhammad Cholil Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Ayahnya dikenal sebagai seorang sosiolog dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Kakeknya juga seorang tokoh besar NU, KH Bisri Mustofa, penyusun Kitab Tafsir Al Ibris.
Gus Yahya sendiri menamatkan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Jogyakarta setelah selama beberapa tahun menimba ilmu di Ponpes Al Munawwir Krapyak Jogyakarta pimpinan KH. Ali Maksum.
Gus Yahya sendiri merupakan Kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2014-2019.