Jakarta – Model dan aktris Kiko Mizuhara belum lama ini menyuarakan pendapatnya atas gencarnya gerakan #MeToo di Jepang. Khususnya di industri hiburan, sejumlah nama-nama sutradara hingga produser terkenal disebut melakukan pelecehan seksual.
Salah satu yang paling dibicarakan saat ini adalah sutradara Hideo Sakaki, yang dituding melakukan pelecehan seksual oleh sejumlah perempuan. Hal ini membuat penayangan dua filmnya, Mitsugetsu dan Hazard Lamp, dibatalkan.
Selain itu, sutradara Sion Sono juga diduga memaksa sejumlah aktris untuk berhubungan seksual demi membintangi filmnya. Ada juga produser Ride or Die, film yang dibintangi Kiko Mizuhara, dituding melakukan pelecehan seksual.
Dalam sebuah wawancara, Kiko Mizuhara kemudian bicara soal pentingnya keberadaan ‘koordinator keintiman’ di dalam industri perfilman Jepang. Tugas mereka adalah mengontrol lokasi syuting dan memonitor para aktor agar merasa nyaman saat menjalani syuting adegan intim.
Kiko Mizuhara menyebut keberadaan koordinator tersebut bisa mencegah para aktor merasa tidak nyaman atau merasa dilecehkan saat menjalani syuting.
“Di dunia hiburan, hal-hal seperti ini terus terjadi, dan aku kadang mendengar kata pelecehan seksual dari sutradara laki-laki. Orang yang merasa menjadi korban mungkin bicara tanpa sadar, tapi selalu ada rasa ketidakadilan,” ujar Kiko Mizuhara dalam wawancara dengan majalah Jepang.
“Ada semacam paksaan implisit dalam industri yang membuatmu berpikir aktor yang mau tampil telanjang dalam sebuah proyek adalah aktor yang baik,” pungkasnya.
Namun, ucapan Kiko Mizuhara tersebut membuatnya dihujat oleh netizen. Banyak yang melemparkan kalimat-kalimat penuh kebencian yang membuat sang aktris memberikan respons dengan penuh emosi.
“Aku berpikir bicara soal pelecehan seksual di industri hiburan adalah hal yang benar. Tapi semakin banyak orang yang menyerangku hanya karena aku adalah keturunan Korea,” ujar Kiko Mizuhara sambil menangis.
“Aku tahu tidak ada yang bisa kulakukan. Aku tahu aku tidak akan bisa melakukan apa-apa, tapi hal ini sangat melukaiku. Aku sangat ketakutan!” tutupnya.
Kiko Mizuhara bukan aktris Jepang pertama yang mengangkat gerakan #MeToo. Aktris Yuriko Yoshitaka, yang sebelumnya bekerja bersama Sion Sono, mengaku terkejut atas pelecehan seksual yang terjadi dan ikut membela korban.