Lumajang – Gunung Semeru yang berlokasi di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu sore (4/12/2021) sekitar puku 15.00 WIB. Kementerian Kesehatan menerjunkan tim tenaga kesehatan dari Pusat Krisis Kesehatan untuk membantu warga terdampak bencana.
Tim tenaga kesehatan dari Pusat Krisis Kesehatan juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuju Kabupaten Lumajang lewat darat.
“Tim juga membawa logistik berupa obat-obatan inflamasi, inhaler, salep mata, tenda, masker kain, masker medis, masker N95, dan hand sanitizer untuk petugas dan para warga terdampak bencana,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Widyawati, dalam siaran tertulis, Senin (6/12/2021).
Sementara Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) Eka Jusup Singka, mengatakan diperlukan rapat koordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait di lapangan untuk menurunkan tenaga kesehatan (nakes) dalam membantu evakuasi letusan Gunung Semeru.
“Tidak bisa semua (nakes) harus masuk di satu tempat, kemudian terjadi inefisiensi. Itu perlunya rapat koordinasi tadi,” kata Eka.
Eka menegaskan bahwa pihaknya tidak menurunkan semua tenaga kesehatan dalam satu waktu. Saat ini, Kemenkes berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota, fokus membantu masyarakat yang terdampak erupsi.
Selanjutnya, pihaknya akan menjadwalkan tenaga kesehatan yang bertugas di lapangan.
Walaupun belum semua tim medis dikerahkan, lanjut Eka, tenaga kesehatan yang diterjunkan di area evakuasi tersebut masih cukup tanggapan. Selain itu, pihak dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dari Jawa Barat turut membantu korban terdampak erupsi Semeru.
“Saat ini sudah sangat kita lihat dan identifikasi bahwa nakes disana cukup tanggap dan ada beberapa orang IDI dari Jawa Barat sudah beberapa masuk tapi jumlahnya belum signifikan karena jumlahnya sesuai kebutuhan yang ada,” ucap dia.
Eka menyampaikan, setelah berfokus pada penyelamatan korban terdampak, pihaknya akan memfasilitasi korban untuk melakukan trauma healing (penyembuhan trauma), kesehatan lingkungan sekitar serta meninjau hewan ternak yang ada di dekat kawasan tersebut.
Melalui fokus di sejumlah hal tersebut, kata dia, dapat terlihat perlu tidaknya menurunkan tenaga kesehatan dalam jumlah yang lebih banyak untuk membantu evakuasi di lapangan.
“Kita juga harus mengatur ini. Jangan sampai terlalu banyak kemudian exhausted. Semua tenaga- tenaga kesehatan yang ada di lapangan tersebut,” pungkasnya.