Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) elektabilitasnya terus naik bukan hal kebetulan atau direkayasa.
AHY sudah mempersiapkan diri untuk menaikkan elektabilitas dan berdialog dengan masyarakat di akar rumput sejak jauh hari.
Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga dalam keterangannya, Kamis (5/8/2021).
“Meningkatnya elektabilitas AHY sudah diperkirakan sebelumnya. Sebab, tren kenaikan elektabilitas AHY sudah terlihat sejak enam bulan lalu,” ujar Jamiluddin.
Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996-1999 ini menggambarkan, hasil survei dari beberapa lembaga kredibel juga menunjukkan tren tersebut.”Ini artinya naiknya elektabilitas AHY bukan kebetulan atau hasil settingan untuk mempengaruhi pendapat umum,” tekannya.
Selain rajin turun ke akar rumput dan berdialog langsung dengan berbagai lapisan masyarakat, AHY kerap mengeluarkan kebijakan partai yang menyentuh kebutuhan masyarakat di masa pandemi.
“AHY juga lebih memilih berkoalisi dengan rakyat daripada dengan pemerintah. Hal itu diimplementasikan oleh kader partai demokrat mulai dari DPP hingga ranting,” tuturnya.
Jamiluddin atas dasar itu menyebut elektabilitas AHY merupakan hasil kerja politik yang dilihat rakyat secara luas. Sebab ia bekerja nyata tanpa banyak pencitraan.
“Kerja politik seperti itu kiranya yang diapresiasi masyarakat yang tercermin pada peningkatan elektabilitas AHY,” demikian M Jamiluddin Ritonga.
Diketahui, dalam survei Indostrategic, nama Prabowo Subianto masih teratas dengan elektabilitas 17,5 persen, kemudian disusul Anies Baswedan 17 persen, Ganjar Pranowo 8,1 persen, Ridwan Kamil 7 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 6,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono: 6,4 persen.
Lalu Tri Rismaharini: 4,1 persen, Gatot Nurmantyo: 1,8 persen, Khofifah Indar Parawansa: 1,8 persen, Erick Thohir 1 persen. Selain tokoh tersebut, nama-nama lain yang ikut disurvei masih mendapatkan elektabilitas di bawah 1 persen, seperti Ahmad Syaikhu, Puan Maharani, Surya Paloh dan beberapa nama lain.
Indostrategic melakukan survei terhadap 2.400 responden di 34 provinsi pada 23 Maret – 1 Juni 2021. Survei dilakukan dengan metode multistage random samplingmargin of error 2 persen.