New Jersey – Hanya sedikit orang yang mengikuti kisah hidup Trapper Nelson. Diketahui terlahir sebagai Vincent Natulkiewicz di Trenton, New Jersey pada 1909 dari orang tua Polandia yang tidak bisa berbahasa Inggris, anak muda yang penasaran dan terobsesi dengan alam selalu mencari alternatif untuk keluar dari pinggiran kotanya yang membosankan.
Melompat dari kereta ke kereta api di seluruh negeri, dia akhirnya berakhir di Florida, Amerika Serikat (AS).
Pria ‘raksasa’ dengan berat 110 kg dan tinggi sekitar 2 meter ini diketahui makan begitu banyak. Untuk sarapan saja, dia mengonsumsi 18 telur.

Natulkiewicz akhirnya mengubah namanya menjadi Trapper Nelson dan ‘mendarat’ di Pulau Jupiter di Florida.
Tapi bagi Nelson itu adalah tempat yang sempurna untuk menemukan satwa liar.
Nelson pun menarik diri jauh di dekat Sungai Loxahatchee. Dengan pinjaman dari saudara perempuannya dan uang saku yang ditabungnya, Nelson membeli lahan rawa seluas 800 hektar.
Dulu, Pulau Jupiter tidak lebih dari rawa pada akhir 1920-an. Tapi sekarang sudah berubah menjadi hotspot mewah yang penuh dengan country club dan kompleks golf.
Dia mulai berburu hewan liar dan menjual bulunya. Lama kelamaan dia menjadi lihai saat berburu dan selalu berhasil.
Ketika masa Depresi Hebat melanda, Nelson mengubah sebagian tanahnya menjadi kebun binatang di mana keluarga bisa mendapatkan pengalaman nyata dari alam liar.
Dia adalah seorang pawang sejati dengan ketampanan yang mencolok dan antusiasme yang menular terhadap alam.

Pengunjung kebun binatang dapat membeli bayi buaya di toko suvenir. Nelson juga menarik perhatian dengan makan kura-kura dan minum darah hewan, sesuatu yang dia rekomendasikan sebagai bagian dari diet sehat.
Namun dia juga merawat hewan lokal yang terluka dan mengembangkan reputasi sebagai pengasuh.
Namun, dia dilaporkan jarang membersihkan kandang hewannya dan memasukkan semua buaya yang dia temui ke dalam lubangnya untuk membuat para tamu kagum.
Keterampilan sosialnya juga dikenal sangat buruk, terutama ketika dia berada di sekitar wanita.
Menurut salah satu biografi, Nelson pernah melompat ke sungai, menggiring seekor buaya dan mengendarainya sampai terlepas untuk mengesankan seorang wanita di dekatnya.
Sosoknya mengingatkan orang pada legenda Tarzan, yang sangat populer.
Pada akhir 1940-an Nelson menjadi selebriti nasional dan semakin internasional, mendapatkan perhatian pers di Prancis dan Inggris.
Dikenal sebagai “Manusia Liar Loxahatchee”, dia sering ditawari penampilan di media dan aksi yang tidak biasa.
Akhirnya dia menyetujui salah satu dari mereka, yang mensyaratkan pertandingan tinju. Dia akan memukau pengunjung kebun binatang karena pertarungan gulatnya yang berani melawan buaya tawanan.
Meski begitu, Nelson kurang beruntung melawan manusia di ring tinju. Setelah melepas sarung tangannya untuk melawan ‘bareknuckle’, hidung Nelson ditinju.
Kariernya dalam tinju telah berakhir. Palm Beach Post merayakan pertandingan itu dengan menuliskan “setengah manusia gunung, setengah Tuan Amerika”.
Aksi-aksinya ini adalah puncak kesuksesan dan ketenaran Nelson. Ketika populasi Florida meledak pada 1950-an dan negara bagian mulai memodernisasi, Nelson tampak seperti ‘berita usang’.
Pada akhir 1950-an Nelson adalah seorang pertapa, berkomunikasi dengan tetangga dan teman-temannya hanya melalui kartu pos. Ketika seseorang mencoba mengunjunginya, dia bahkan mengancam mereka dengan senapan.
Penyesuaian Nelson sendiri dari pola makan flora dan fauna yang berat ke makanan Barat konvensional membuatnya sangat sakit. Nelson yakin dia menderita kanker usus besar. Namun dokter membantahnya dan menyatakan itu kanker prostat.

Pada Juli 1968 ia ditemukan tewas di pantai dengan tembakan di perut. Kabarnya Nelson terbaring di sana seminggu sebelum dia ditemukan.
Dokter pemeriksa dilaporkan sangat jijik dengan kondisinya sehingga dia melakukan otopsi di atas meja piknik untuk menghindari pemindahan jenazah.
Tak lama kemudian muncul spekulasi bahwa pengembang properti, tetangga Nelson yang tidak menyenangkan, dan bahkan saudara tirinya yang baru saja dibebaskan, terlibat dalam penembakan itu.
Tapi hakim di pengadilan memutuskan itu bunuh diri. Nelson berusia sekitar akhir 50-an saat memutuskan mengakhiri hidupnya.