Jakarta, 9 Oktober 2025—Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris menyambut baik peluncuran Sekolah Garuda yang merupakan langkah strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperluas akses pendidikan unggul di Indonesia. Program ini bertujuan menyiapkan talenta sains, teknologi, dan kepemimpinan yang siap bersaing di tingkat global.
“Harapan besar kita semua adalah Sekolah Garuda benar-benar menjadi katalis transformasi sistemik pendidikan nasional yang menumbuhkan peradaban baru pendidikan Indonesia yang inklusif, berkarakter, dan berbasis sains,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (9/10).
Senator Jakarta ini mengungkapkan, Sekolah Garuda membawa harapan besar bagi pemerataan dan keunggulan pendidikan, namun keberhasilannya bergantung pada kemampuannya menjembatani ketimpangan ekosistem belajar, mencegah elitisasi, dan menjaga keseimbangan antara prestasi akademik dan kesejahteraan siswa. Oleh karena itu, Sekolah Garuda diharapkan bisa menjadi pusat pengimbasan (berbagi praktik baik, sumber daya, dan inovasi pembelajaran) kepada sekolah-sekolah di sekitarnya serta menumbuhkan karakter, empati, dan kepemimpinan sejajar dengan kecerdasan.
Setidaknya menurut Fahira Idris, ada lima langkah strategis yang patut mendapat perhatian agar Sekolah Garuda menjadi katalis transformasi sistemik pendidikan nasional. Pertama, jadikan Sekolah Garuda pusat pengimbasan nasional. Setiap Sekolah Garuda sebaiknya bisa membina jaringan minimal 10 sekolah reguler di daerah sekitar. Model school cluster seperti di Finlandia memungkinkan praktik terbaik menyebar luas, melalui pelatihan guru, riset kecil, dan kolaborasi kurikulum.
Kedua, integrasikan teknologi dan kearifan lokal. Kurikulum internasional seperti International Baccalaureate (IB) perlu dikontekstualisasikan dengan realitas Indonesia. Siswa bisa memecahkan persoalan nyata di lingkungannya, misalnya soal konservasi laut, energi terbarukan, atau ketahanan pangan. Ini agar mereka tumbuh menjadi inovator sosial yang membumi.
Ketiga, bangun sistem meritokrasi yang transparan. Seleksi siswa dan guru harus akuntabel dan diawasi publik. Beasiswa bagi siswa kurang mampu perlu berbasis data yang terverifikasi.
Keempat, fokus pada kesejahteraan psikososial siswa. Setiap Sekolah Garuda idealnya memiliki konselor profesional dan mentor karakter. Pendidikan unggul harus menumbuhkan manusia yang berprestasi sekaligus bahagia belajar.
Kelima, konektivitas dengan dunia riset dan industri. Sekolah Garuda tidak boleh berhenti pada capaian “tembus kampus top dunia”. Namun juga harus terhubung dengan universitas dan industri nasional agar lulusan berkontribusi langsung pada kemajuan sains dan teknologi di dalam negeri.
“Keberhasilan Sekolah Garuda idealnya diukur bukan hanya dari jumlah lulusan yang menembus Harvard atau Cambridge, melainkan dari sejauh mana ia mengubah wajah pendidikan di daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan,” pungkas Fahira Idris.
Sebagai informasi, Sebagai informasi, Pemerintah memulai pengenalan Sekolah Garuda secara serentak di 16 titik di seluruh Indonesia, Rabu (8/10). Sekolah Garuda merupakan salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto untuk pemerataan pendidikan unggulan di seluruh pelosok Indonesia. Sekolah Garuda hadir untuk memperluas kesempatan agar semakin banyak anak Indonesia dari seluruh pelosok negeri bisa menembus kampus-kampus terbaik dunia.#


