JAKARTA – Promotor tinju sekaligus pengamat tinju nasional Paul Finsen Mayor (PFM) melontarkan kritik keras pada wasit yang memimpin pertandingan Geisler Ap versus Saroha di ajang HSS, Minggu malam (10/08/2025). Keputusan wasit kontroversial sehingga sempat terjadi kericuhan akibat protes dari kubu Geisler Ap yang merasa dicurangi.
Menurut PFM, pada pertandingan Geisler Ap petinju profesional kebanggaan Papua yang juga juara WBC kontinental Asia melawan Saroha, petinju asal Medan, Sumatera Utara, kepemimpinan wasit sangat tidak profesional.
“Secara aturan, petinju yang masih bisa berdiri dan mampu melanjutkan pertandingan, jangan dihentikan. Harusnya masih tetap lanjut, tapi kenapa ini sudah dihentikan. Saya kira wasit harus baca peraturan pertandingan lagi, supaya lebih profesional,” kata PFM saat dihubungi, Selasa (12/08/2025).
Meski demikian, Paul Finsen Mayor yang juga Anggota DPD RI dari Papua Barat Daya ini tak mau berkomentar lebih jauh dan tidak menuding ada sesuatu dan lain hal di balik pertandingan tersebut. Pasalnya, PFM menilai pertandingan di HSS bukan merupakan ajang perebutan gelar resmi.
Ajang HSS merupakan pertandingan tinju yang dibalut dengan nuansa entertain sangat kental, seperti ajang tinju yang sekarang ini sedang ‘hype’ di kalangan masyarakat.
“Ini (acara HSS-red) kan ajang tidak resmi. Jadi saya kira memang kental nuansa entertain-nya, maklum tinju kan sedang ‘hype’ di kalangan masyarakat terutama anak muda,” imbuh dia.
Lebih lanjut, PFM yang belum lama ini sukses menggelar Kejurda Tinju Amatir di Papua Barat Daya menyampaikan, sabuk gelar WBC Kontinental Asia yang saat ini di tangan Geisler Ap tidak ada hubungan dengan acara HSS.
“Ajang itu kan tidak terdaftar di badan tinju manapun, pertandingan tidak resmi. Jadi menurut saya ini tidak berpengaruh pada gelar juara yang masih disandang oleh Geisler Ap,” tegas dia.
Dihubungi di tempat terpisah, petinju Geisler Ap mengaku pertandingan di HSS merupakan sarana ujicoba bagi dirinya untuk upaya mempertahankan gelar WBC nanti.
“Saya mau bertanding di HSS untuk ujicoba saja. Saya tidak fokus ke nasional. Fokus saya adalah mempertahankan gelar WBC di Thailand pada tanggal 30 Agustus nanti,” ujar Geisler Ap.
Terkait protes dari timnya, Geisler Ap memberikan klarifikasi bahwa pihaknya tidak menuntut kemenangan, namun yang dipersoalkan adalah kepemimpinan wasit yang tidak benar.
Bagi Geisler Ap, menang atau kalah dalam pertandingan tinju adalah hal biasa. Namun yang perlu digarisbawahi, kata dia, semua perangkat pertandingan harus menjunjung tinggi sportifitas, sehingga pertandingan berjalan fair sesuai regulasi.
“Menang atau kalah tidak masalah. Namun seharusnya wasit berpegangan pada peraturan pertandingan. Kami protes soal keputusan kontroversial yang diambil. Saya jatuh kemudian masih bisa berdiri dan mampu melanjutkan pertandingan, namun baru sampai hitungan ketujuh, wasit menghentikannya. Ini kenapa? Ada sesuatu dan lain hal, kami tidak tahu,” ucap Geisler Ap.