Jakarta, 12 Agustus 2025 – Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris mendukung dan mengapresiasi langkah Pemerintah mengakselerasi pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi masyarakat dengan memulai Cek Kesehatan Gratis di Sekolah (CKG Sekolah). Menurutnya, kesehatan anak usia sekolah merupakan fondasi utama keberhasilan pendidikan dan pembangunan bangsa. Anak yang sehat akan lebih siap menyerap pelajaran, berpartisipasi aktif di sekolah, dan tumbuh menjadi individu produktif di masa depan.
“Bagi saya program ini (CKG Sekolah) idealnya tidak sekadar layanan medis, melainkan sebagai strategi nasional untuk deteksi dini berbagai masalah kesehatan fisik dan mental, demi memastikan generasi muda tumbuh optimal. Oleh karena itu, dukungan penuh dari pemerintah, sekolah, tenaga kesehatan, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (12/8).
Meskipun Program CKG menawarkan manfaat besar bagi generasi muda, Senator Jakarta ini mengungkapkan, keberhasilan di lapangan tidak lepas dari sejumlah tantangan. Faktor teknis, sumber daya, dan sosial-budaya masih menjadi hambatan yang perlu diantisipasi agar pelaksanaan berjalan efektif dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Agar CKG tidak berhenti pada tahap pemeriksaan, sambung Fahira Idris, dibutuhkan langkah lanjutan yang terstruktur, berkesinambungan, dan inovatif. Setidaknya terdapat enam rekomendasi yang patut diupayakan untuk memperkuat pelaksanaan CKG sekaligus memaksimalkan dampaknya terhadap kesehatan dan kualitas hidup peserta didik.
Pertama, penerapan rapor kesehatan nasional. Perlu ada terobosan di mana setiap siswa menerima rapor kesehatan tahunan yang memuat status fisik, mental, dan gizi. Untuk itu, perlu adanya data terintegrasi dengan rekam medis nasional untuk memudahkan intervensi lanjutan.
Kedua, penguatan edukasi kesehatan di sekolah. Fahira Idris mendorong materi kesehatan (fisik, gizi, mental) diintegrasikan ke kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler. Penting juga melakukan revitalisasi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) menjadi pusat promosi kesehatan.
Ketiga, pelibatan guru dan orang tua secara aktif. Guru dibekali pelatihan dasar kesehatan anak, sementara orang tua diberikan panduan mendampingi anak saat pemeriksaan tanpa menimbulkan rasa takut.
Keempat, pemanfaatan teknologi. Fahira Idris berharap, ke depan hadir aplikasi mobile CKG untuk melihat hasil pemeriksaan, rekomendasi perawatan, dan jadwal pemeriksaan ulang. Kelima, program intervensi pasca pemeriksaan. Hasil skrining, lanjut Fahira Idris, perlu diikuti program tindak lanjut, seperti pemeriksaan lanjutan di Puskesmas, pemberian kacamata gratis, program suplementasi gizi, atau konseling psikologis.
Terakhir, Fahira Idris merekomendasikan adanya monitoring dan evaluasi berkelanjutan. Sekolah dengan tingkat masalah kesehatan tinggi, harus mendapatkan pendampingan intensif dari Puskesmas dan dinas kesehatan.
“Melalui deteksi dini, pemerataan layanan kesehatan, dan integrasi data nasional, program ini akan memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, dan berkontribusi optimal bagi bangsa,” pungkas Fahira Idris.
Sebagai informasi, Pemerintah mengakselerasi pelaksanaan program CKG bagi masyarakat dengan memulai CKG Sekolah yang menargetkan 53,8 juta siswa dari tingkat dasar hingga menengah, mencakup SD, SMP, SMA/SMK, madrasah, pesantren, sekolah rakyat, dan sekolah luar biasa (SLB).#